Merajut Asa, Mengukir Prestasi: Apresiasi Gemilang di SMPN 1 Kota Bima Menuju Indonesia Emas 2045

Dinas Dikpora Kota Bima. Kamis, 5 Juni 2025
Halaman SMPN 1 Kota Bima pagi itu berseri (04 Juni 2025), dipenuhi aura kebanggaan dan harapan. Sekolah kebanggaan ini menggelar Apresiasi Akademik dan Non-Akademik bagi murid kelas IX, sebuah perhelatan istimewa yang menjadi penutup manis perjalanan mereka di jenjang sekolah menengah pertama. Acara ini bukan sekadar seremoni biasa, melainkan manifestasi nyata dari komitmen sekolah dalam membentuk generasi penerus bangsa yang unggul, berdaya saing, dan berakhlak mulia, sejalan dengan visi "Membangun Generasi Indonesia Emas: Berani Bersaing, Berinovasi, Kolaboratif, dan Berkarya Menuju Tahun 2045."
Berbagai tokoh penting turut hadir, menjadi saksi bisu capaian gemilang para siswa. Komandan Kodim 1608 Bima, Letkol Inf. Andi Lulianto, S.Kom, beserta istri; Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga (Pora) Dikpora Kota Bima, Munawar, M.Pd; Anggota Dewan Pendidikan Kota Bima; Pengawas SMP; serta sejumlah kepala sekolah dan anggota Komite SMPN 1 Kota Bima, berbaur bersama orang tua dan ratusan siswa kelas IX yang baru saja menyelesaikan ujian akhir.
Membangun Generasi Emas: Peran Keluarga dan Sekolah Bersinergi
Dalam sambutannya, Kepala SMPN 1 Kota Bima, Jufri, S.Pd, tak henti mengapresiasi peran fundamental para wali murid. Menurutnya, kesuksesan anak didik tak lepas dari sinergi kuat antara sekolah dan keluarga. Jufri menyoroti tujuh perilaku baik yang selalu digalakkan sekolah: bangun pagi lebih awal, beribadah, berolahraga, makan bergizi, gemar belajar, disiplin waktu (hadir pukul 07.15 hingga 12.30), bermasyarakat, dan tidur lebih cepat.
"Tanpa peran orang tua yang membangunkan anaknya setiap pagi, mustahil guru bisa melakukannya," tegas Jufri. "Semua aktivitas ini mendukung suksesnya pendidikan dan merupakan fondasi kokoh untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045."
Kepala Bidang Pora Dikpora Kota Bima, Munawar, M.Pd, pun menyuarakan optimisme serupa. Ia menekankan pentingnya persiapan matang menghadapi era digital yang kian canggih. "Dunia ibarat bisa dilipat," ujarnya, menggambarkan betapa mudahnya informasi diakses kapan pun dan di mana pun. Ia mengingatkan bahwa kemajuan tak memandang status sosial atau kondisi fisik, bahkan individu dengan keterbatasan pun bisa bersaing dan berprestasi. Sebuah pesan kuat untuk tidak lengah dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin, mengingat pepatah Umar bin Khattab: "Waktu seperti pedang bermata dua."
Iman dan Takwa: Filter di Era Digital
Pesan mendalam juga disampaikan oleh Dandim 1608 Bima, Letkol Inf. Andi Lulianto, S.Kom. Di tengah laju teknologi, ia menegaskan bahwa iman dan takwa adalah pondasi utama menuju Indonesia Emas. "Tanpa moral akhlak yang baik, jangan harap kita bisa bersaing," ujarnya lugas. Iman dan takwa, menurutnya, menjadi filter ampuh dari dampak buruk teknologi.
Letkol Andi Lulianto bahkan berbagi pengalaman pribadinya. Saat pertama kali bertugas di Bima, ia mencari tahu sekolah terbaik dan mendapati SMPN 1 Kota Bima sebagai salah satu yang terdepan. Atas dasar itulah, ia mendaftarkan anaknya di sekolah ini. Sebuah pengakuan yang tentu saja menjadi kebanggaan tersendiri bagi civitas akademika SMPN 1 Kota Bima. Ia juga menekankan pentingnya perlakuan setara bagi semua siswa, terlepas dari latar belakang orang tua. "Jangan sampai anak saya hanya nebeng nama saya. Kalau dia melanggar, silakan dihukum," pesannya kepada anak buahnya yang juga memiliki anak di SMPN 1. Apresiasi pun diberikan kepada putra Letkol Andi Lulianto yang berhasil meraih penghargaan di dua bidang sekaligus, yang diserahkan langsung oleh sang ayah.
Gelaran Seni dan Haru Biru di Panggung Apresiasi
Selain sambutan inspiratif, acara juga dimeriahkan dengan penampilan seni budaya yang memukau. Tari tradisional Tutu Karikuma, Tari Rimpu Colo, dan Tari Rimpu Cili memanjakan mata penonton. Puncak emosi hadir saat Nasilah Wardah dari kelas VII 1 membacakan puisi dalam Bahasa Bima dengan penuh penghayatan, bahkan hingga meneteskan air mata, membuat hadirin ikut terhanyut dalam suasana haru. Tak kalah memesona, Azalea Halisah Putri membawakan storytelling dongeng Bima yang mengharukan tentang "Batu Menangis," kisah anak durhaka yang dikutuk ibunya.
Acara kemudian ditutup dengan momen paling ditunggu: penyerahan piagam penghargaan kepada para juara akademik dan non-akademik. Para tokoh penting, termasuk Dandim, Kabid Pora, Tokoh Pendidikan, Tokoh Olahraga, serta sejumlah kepala sekolah, secara bergantian menyerahkan penghargaan di atas panggung.
Meskipun sederhana, mengingat masukan dari masyarakat tahun lalu dan edaran Dinas Dikpora untuk menghindari kegiatan yang membebani orang tua murid, suasana perayaan tetap terasa begitu meriah dan penuh kehangatan. Ketua Panitia, Junaidin, S.Pd, patut berbangga. Ekspresi gembira terpancar dari wajah siswa yang tampil dan orang tua yang anaknya berprestasi. Para guru yang telah mencurahkan tenaga dan pikiran untuk mendidik serta mempersiapkan penampilan siswa pun tak kuasa menyembunyikan rasa bangga dan haru. Apresiasi ini menjadi bukti nyata bahwa SMPN 1 Kota Bima terus berkomitmen mencetak generasi berprestasi, berkarakter, dan siap menyongsong masa depan Indonesia Emas. (TEAM WEB)
Sumber Berita:Muha&Muna