SELAMATKAN BUNGKER JEPANG DI KOTA BIMA
SELAMATKAN BUNGKER JEPANG DI KOTA BIMA
Bangunan bersejarah merupakan tinggalan arkeologi, hasil karya dari orang-orang yang pernah menetap di suatu tempat, mereka membangun dengan menggunakan metode, struktur, serta material sederhana yang dianggap kokoh dan kuat pada masanya, berasal dari daerah itu sendiri. Bangunan-bangunan itu merupakan bukti nyata dari kehidupan serta bentuk kemajuan kebudayaan masyarakat masa lalu seperti bangunan rumah, jembatan, makam, bunker dan yang lainnya. Semua bangunan yang dibuat memiliki manfaatnya masing-masing dalam menjalani kehidupan hingga untuk bertahan hidup.
Pada saat pendudukan Jepang di Indonesia, mereka mulai waspada dan berjaga-jaga atas setiap serangan yang bisa terjadi kapan saja oleh pihak lawan untuk merebut Indonesia kembali menjadi daerah jajahan mereka. Maka dari itu kekuatan militer Jepang mulai diperkuat dari segi apapun, salah satunya yaitu dengan membangun bangunan benteng, goa-goa, dan bunker-bunker yang mana bertujuan utnuk memantau pergerakan dan serangan yang tiba-tiba bisa terjadi kapanpun. Jepang membuat bangunan benteng, goa-goa, serta bunker-bunker itu dengan gaya arsitektur yang unik dan dianggap kokoh bagi militer Jepang pada saat itu, banyaknya bunker yang dibuat oleh Jepang di setiap bantaran pantai, menunjukkan bahwa kewaspadaan serta pertahanan Jepang dalam melindungi wilayah kekuasaannya sangat penuh perhitungan.
Keberadaan Bunker Jepang yang ada di Kelurahan Dara Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima NTB, tidak bisa dilepaskan dari sejarah masuknya tentara Jepang ke Indonesia pada umumnya. Secara umum tentara Jepang masuk ke Indonesia (Hindia Belanda) dengan mengalahkan penguasa terdahulunya yakni Belanda. Salah satu bangunan bersejarah akan penguasaan tentara Jepang khususnya Bima adalah Bunker Jepang yang merupakan salah satu Cagar Budaya yang menjadi saksi keberadaan dan penguasaan tentara Jepang khususnya di Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Namun berdasarkan keletakan geografisnya, secara umum objek berada dipinggiran Kota Bima dan merupakan salah satu bagian dalam konteks pertahanan Jepang di Kota Bima. Secara arsitektural bangunan yang secara keseluruhan berbahan beton/semen ini berbentuk gabungan dari beberapa bentuk geometrik antara lain bulat, setengah lingkaran, persegi dan tidak beraturan. Ukuran dinding bangunan dibuat tebal (lebih kurang 1 m) dengan fungsi meredam atau tahan terhadap ledakan. Selain itu, ruangan inti bangunan ini juga dibuat/berada separuh dari permukaan tanah. Berdasarkan analisis bentuk bangunan yang sejenis didaerah lain dan memiliki konteks yang sama, bentuk atau gaya bangunan ini lazim dan dibuat khusus pada masa Perang Dunia II oleh tentara Jepang pada daerah-daerah strategis yang mereka duduki.
Goa dengan bunker jepang hampir sama yang berbeda hanya pada letak pintu dan jendela. Kalau goa tidak ber jendela hanya memiliki satu pintu dan tertutup sedangkan bunker berjendela dan memiliki dua pintu serta memiliki penerangan. Pintu utama bunker sebagai tempat masuk Bunker menghadap ke Selatan sedangkan pintu masuk ruangan menghadap ke Barat. Memasuki ruangan bawah dari arah pintu utama hanya berkisar lebih kurang 4 meter dan lantai yang kita injak masih berbentuk tanah. Ruangan bawah berbentuk setengah lingkaran berukuran, tinggi; 2.80 meter lebar: 6,10 meter.
Bangunan Bunker Jepang yang ada di Kelurahan Dara ini memiliki 4 (empat) jendela dan 2 (dua) pintu yaitu pintu utama sebagai pintu masuk ruangan bunker dan 1 (satu) pintu dalam ruangan. Sedangkan 4 (empat) jendela terdiri dari 2 (dua) jendela yang berada tepat disebelah Barat dan Utara pintu utama/masuk dan 2 (dua) jendela yang berada di dalam ruangan. Pintu utama memiliki ukuran, tinggi: 1,33 meter dengan lebar: 0,948 meter sedangkan pintu dalam ruangan memiliki ukuran tinggi: 1,813 meter dengan lebar: 0,964 meter. Ukuran jendela depan bagian Barat, tinggi: 0,696 meter dengan lebar: 0,672 meter sedangkan jendela bagian Utara, tinggi: 0,433 meter dengan lebar: 0,482 meter. Dua jendela dalam berbentuk bulat seperti bulan berukuran lebar; 60 cm dan tinggi; 70,6 centi meter yang berada dibagian bawah sedangkan bagian atas berbentuk kotak dengan ukuran, lebar ; 50 cm, tinggi; 50 cm.
Bunker Jepang adalah sebuah bangunan militer Jepang yang dibangun di setiap pinggiran pantai sebagai tempat penyimpanan senjata, pos penjagaan serta tempat pengintaian tentara terhadap penyerangan yang akan terjadi. Fungsi bunker Jepang adalah sebagai tempat berlindung ketika dalam situasi berperang. Biasanya dibangun di lokasi yang dianggap strategis karena akan dijadikan markas. Bangunan ini merupakan bangunan pertahanan yang memanfaatkan tenaga kerja pribumi (Romusha). Berdasarkan bentuk bangunan tempat ini dijadikan sebagai tempat berlindung Komando Pertahanan di sekitar daerah pantai
Di Bima bunker yang bangun oleh tentara pendudukan Jepang pada masa penjajahan Jepang di Bima pada tahun 1942. Tujuannya hampir sama yaitu adalah sebagai benteng pertahanan dan keamanan tentara Jepang pada perang Dunia Ke 2 (dua). Di Kota Bima ada dua bunker yaitu yang berada di kelurahan dara bagian Timur dan bagian Barat. Bentuk Bungker bagian Timur terlihat dari luar seperti bola bundar namun di dalamnya berbentuk ruangan. Jika terinjak lantai dasarnya, bergetar dan seperti memiliki ruang bawah tanah. Menurut sejarah, Bungker ini menyatu dengan goa Jepang yang ada di Lawata dan goa yang ada di atas lereng gunung Londa. Di antara ketiga tempat ini merupakan tempat yang strategis yang dipilih oleh tentara Jepang untuk meneropong musuh yang datang dari Asa Kota.
Bungker tersebut memiliki pucuk di atas puncak bangunan yang ditengarai sebagai tempat menyimpan teropong untuk meneropong musuh dari laut. Fungsi bunker yang berada di bagian Timur adalah sebagai tempat persembunyian, penampung barang rampasan dan tempat menghukum pribumi. Di dalam ruangan bawah terdapat besi penggantung pakaian di langit-langit bangunan yang berfungsi juga sebagai penggantung bahan logistik, penggantung bahan rampasan bahkan tempat menggantung orang yang dihukum (pribumi). Bunker ini juga berfungsi sebagai tempat tidur prajurut Jepang. Kondisi Bunker Jepang saat ini baik akan tetapi tidak terawat dan memerlukan perawatan yang rutin, Bunker Jepang dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah Kota Bima. (Munawar, SS)