O2SN Kota Bima, Semangat Sportivitas di Arena Pencak Silat dan Karate

Dinas Dikpora Kota Bima. Rabu, 25 Juni 2025
Seleksi Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) jenjang SD dan SMP tingkat Kota Bima untuk cabang olahraga (cabor) pencak silat dan karate berlangsung meriah di Gedung Seni Budaya (GSB) pada Selasa, 24 Juni 2025.
Sejak dibuka Kepala Dinas Dikpora, H. Supratman M.AP, sekitar pukul 08.30 WITA, gelaran ini menampilkan persaingan seru dan menjunjung tinggi sportivitas antarpeserta. Seluruh rangkaian lomba pun sukses diselesaikan secara maraton dalam sehari penuh, sekitar pukul 13.30 WITA.
Cabor pencak silat menjadi yang pertama dipertandingkan mengingat kelengkapan peserta dan juri yang sudah siap. Pertandingan ini melombakan 14 jurus dan 100 gerakan sesuai ketentuan nasional. Bung Irul, salah satu pelatih yang hadir, menjelaskan pentingnya kepatuhan terhadap aturan tersebut. "Aturan lomba tidak bisa keluar dari aturan nasional dengan ketentuan jurus yang dilombakan," tegasnya.
Ia mencontohkan adanya peserta yang didiskualifikasi karena menggunakan jurus perguruan sendiri alih-alih jurus nasional. "Memang semua termasuk rumpun pencak silat, tapi untuk lomba O2SN harus ikut ketentuan nasional," jelas Bung Irul. Ia juga mengakui bahwa mempelajari jurus nasional adalah pekerjaan berat, bahkan dirinya membutuhkan waktu dua tahun untuk menguasainya di luar jurus perguruan.
Lomba Pencak Silat ini berfokus pada seni atau kerapian gerak, bukan pertarungan. Setiap peserta menampilkan kemahiran 14 jurus dan 100 gerakan secara bergantian. Setelah selesai, juri mengumpulkan skor masing-masing peserta untuk kemudian diumumkan pemenang dari juara 1 hingga juara 3 untuk setiap jenjang putra dan putri.
Uniknya Penilaian Cabor Karate. Berbeda dengan pencak silat, cabor karate memiliki metode penilaian yang unik. Pada babak penyisihan hingga semi final, dua peserta tampil sekaligus di arena, dibedakan dengan sabuk biru dan sabuk merah. Keduanya menampilkan atraksi seni (kata), bukan komite atau tarung, secara bersamaan di sisi kiri dan kanan ketiga juri. Setelah penampilan, ketiga juri akan mengacungkan bendera sesuai warna sabuk peserta. Apabila dua juri mengangkat bendera dengan warna yang sama, maka peserta dengan warna sabuk tersebutlah yang menjadi pemenang.
Memasuki babak final, meskipun dua orang tetap maju ke arena, penampilan mereka dilakukan satu per satu. Namun, bendera di tangan wasit masih sesuai warna sabuk peserta. Ada pula pemandangan menarik saat final, di mana para juri mengenakan jas dan dasi, sementara pada babak penyisihan mereka hanya mengenakan kemeja lengan panjang putih dan dasi.
Sportivitas yang Terpancar di Lapangan. Salah satu hal yang paling menarik dari kegiatan ini adalah sportivitas tinggi yang ditunjukkan para peserta. Sebelum bertanding, mereka terlihat melakukan pemanasan bersama dan bahkan saling membantu melatih jurus yang akan dilombakan. Hal ini menunjukkan semangat persaudaraan, meskipun banyak di antara mereka berasal dari satu perguruan yang sama namun harus berhadapan karena mewakili sekolah yang berbeda.
Tidak hanya itu, dukungan penuh dari keluarga, teman, dan guru yang memadati GSB sebagai suporter turut menambah semarak dan semangat kompetisi. Kegiatan O2SN ini tidak hanya menjadi ajang unjuk kebolehan, tetapi juga sarana mempererat tali silaturahmi dan menanamkan nilai-nilai sportivitas sejak dini.
(TEAM WEB)