PENDAMPINGAN PROVINSI PRIORITAS STUNTING

Dikpora Kota Bima – Dalam rangka percepatan penurunan stunting di Indonesia pada umumnya dan Provinsi Nusa Tenggara Barat pada khususnya melalui intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Bima bersama Dinas Pendidikan lainnya di Provinsi Nusa Tenggara Barat  menghadiri kegiatan Pendampingan Provinsi Prioritas Stunting di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia  di Raja Hotel Kuta Mandalika, Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah pada Selasa s.d. Kamis, 05 s.d. 07 November 2024

Ketua Panitia,  Dahlan Khoirun yang juga  Ketua Tim Kerja Percepatan Penurunan Stunting Kementerian Kesehatan dalam laporannya mengatakan bahwa kegiatan Pendampingan Provinsi Prioritas Stunting dilakukan serentak di 16 Provinsi Prioritas Stunting  seluruh Indonesia dengan pola Diskusi Capaian Indikator Stunting. Salah satu capaian indikator yang diperlukan adalah melalui  monitoring dan evaluasi untuk mengawal pelaksanaan intervensi spesifik di tingkat provinsi dan kabupaten kota. Dan salah satu provinsi sasaran kegiatan adalah di Provinsi Nusa Tenggara Barat mengingat progres capaian stunting 2022-2023 mengalami penurunan dari 32% turun di angka 24%. Dan sasaran intervensi adalah Remaja Putri dan Ibu Hamil.

Membuka kegiatan secara daring Direktur Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan dr. Lovely Daisy, MKM. menyampaikan salah satu sasaran capaian pendampingan prioritas stunting adalah remaja putri sehingga pada kegiatan diskusi capaian indikator stunting melibatkan Dinas Pendidikan di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu perangkat daerah yang terlibat pada Tim Percepatan Penurunan Stunting  di Daerah dan remaja putri adalah sasaran binaan Dinas Pendidikan di sekolah menengah.

Remaja putri menjadi salah satu indikator sasaran diskusi terkait adanya faktor jangka pendek dan jangka Panjang melalui kegiatan Aksi Bergizi Stunting di satuan Pendidikan menengah di masing-masing daerah melalui kegiatan konsumsi Tablet Tambah Darah dan Screening Anemia. Remaja putri juga lebih beresiko mengalami anemia lebih tinggi dan banyak dampak yang akan dialami oleh remaja putri kedepannya. Pemberian Tablet Tambah Darah juga alam rangka mempersiapkan Kesehatan  remaja putri pada saat sebelum menjadi ibu dan mencegah melahirkan bayi dengan tubuh pendek (Stunting) atau Berat Badan Lahir Rendah sehingga tercipta generasi muda dan generasi penerus yang sehat serta mampu berdaya saing.

dr. Lovely juga mengharapkan adanya komitmen Dinas Pendidikan melalui Kepala Sekolah agar ada kegiatan 5-10 menit untuk melakukan aktivitas minum Tablet Tambah Darah di Sekolah di setiap minggunya. (yoel)