SEKRETARIS DIKPORA TAMPIL JADI NARASUMBER PADA KEGIATAN SOSIALISASI INOVASI 'PUZAKA' BUDAYA BIMA DI GELAR BRIDA KOTA BIMA
KOTA BIMA. KAMIS, 03 OKTOBER 2024
Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Bima Bapak Muhammad Humaidin, M.Pd., hadir menjadi narasumber pada Kegiatan Sosialisasi Inovasi Puzzle Limbah Kayu (Puzaka) Budaya Bima yang di gelar oleh Badan Riset dan Inovasi Daerah Kota Bima pada Kamis, 3 Oktober 2024. pukul 08.30 Wita. Kegiatan di gelar di Aula Kantor Badan Riset dan Inovasi Daerah Kota Bima.
Kegiatan di buka oleh Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah Kota Bima Bapak A.Rafik, ST. dalam sambutannya langsung mengangkat materi dengan judul Menghidupkan Kearifan Lokal melalui Inovasi Pendidikan, Sekaligus membuka kegiatan Sosialisasi Inovasi Puzaka Budaya Bima.
Turut hadir Kabid PPIT Brida, Dewan Pendidikan serta perwakilan pengawas pendidikan, TK 29 Kota Bima dan TK M Hilir Ismailm Himpaudi dan pegawai setempat.
Dalam sesi ketiga Pak sekdis tampail membawakan materi dengan judul Integrasi Inovasi dan Budaya Lokal dalam Kurikulum Merdeka melalui media Alat Peraga Edukatif.
secara terperinci pak madi menjelaskan Puzzle menjadi permainan anak yang disarankan pada masa tumbuh kembang anak karena puzzle
merupakan media yang mampu merangsang perkembangan otak kanan dan otak kiri pada anak. Puzzle merupakan jenis permainan edukatif untuk melatih pola pikir anak. Saat memainkan puzzle, anak melaksanakan kegiatan menyusun potongan-potongan menjadi satu-kesatuan utuh dan mengandalkan insting serta kecerdasan
Berikut adalah manfaat media permainan puzzle bagi anak:
Pertama Merangsang motorik halus anak saat menyusun potongan gambar permainan ini juga dapat melatih anak berpikir, yakni mulai melihat potongan bentuk puzzle, memahami bentuknya, dan berupaya menata kembali bentuk tersebut setelah diacak-acak, Kedua Aktivitas ini juga mengasah kesabaran anak dalam mencari pemecahan masalah. Melatih kesabaran. Puzzle juga melatih kesabaran anak dalam menyelesaikan tantangan., Ketiga Meningkatkan kemampuan berpikir dan membuat anak belajar berkonsentrasi. Saat bermain puzzle, anak akan melatih sel-sel otaknya untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dan berkonsentrasi dalam menyelesaikan potongan-potongan kepingan gambar tersebut. dan yang Keempat Melatih koordinasi tangan dan mata. Puzzle dapat melatih koordinasi tangan dan mata pada anak untuk mencocokkan kepingan-kepingan puzz
Pak sekdis menyampikan Berikut ciri- ciri alat permainan edukatif
1. Desain mudah dan sederhana
2. Serba guna (multifungsi)
3. Menarik
4. Berukuran besar
5. Awet
6. Sesuai kebutuhan
7. Tidak membahayakan
8. Mendorong anak untuk bermain Bersama
9. Mengembangkan daya fantasi
10. Menunjang kemampuan dasar anak
Puzzle PUZAKA dirancang untuk mengatasi dua masalah utama di Kota Bima: kurangnya pengenalan budaya lokal kepada anak-anak dan pemanfaatan limbah kayu yang belum optimal. Observasi di berbagai sekolah di Kota Bima menunjukkan bahwa alat permainan edukatif yang tersedia umumnya tidak memuat elemen budaya Bima. Di sisi lain, limbah kayu dari industri mebel sering kali tidak dimanfaatkan secara efektif dan berpotensi mencemari lingkungan. Proyek PUZAKA hadir sebagai solusi dengan mengubah limbah kayu menjadi alat permainan edukatif berupa puzzle yang menggambarkan budaya Bima. Tujuan utama proyek PUZAKA adalah untuk meningkatkan pengetahuan budaya anak-anak di tingkat SD dan TK melalui media permainan yang menarik dan edukatif. Selain itu, proyek ini juga bertujuan untuk membantu pengembangan
keterampilan kognitif dan motorik anak-anak
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan inovasi yang memanfaatkan limbah kayu sebagai media pembelajaran budaya bima di lingkungan pendidikan anak usia dini, sekaligus memberikan wawasan kepada peserta terkait manfaat dan aplikasinya dalam dunia pendidikan.
(TEAM WEB)